
Penyakit Terseram Di Dunia, Black DeathBlack Death adalah epidemik wabah penyakit PES dan radang paru-paru yang memporakporandakan Eropa antara tahun 1347 dan 1351. Black Death yang terjadi sekitar tahun 1300-an itu mungkin merupakan bencana terburuk yg pernah menimpa peradaban manusia di muka bumi ini.
Menyebar keseluruh Duna, Black Death Setidaknya telah membunuh kurang lebih 40 juta orang, termasuk diantaranya 25 juta orang di Eropa. Faktanya, Black Death membunuh satu dari setiap empat orang Eropa hanya dalam waktu empat tahun.




Kejadian awal di Eropa awalnya disebut sebagai "Mortalitas Besar" (Great Mortality) oleh para penulis kontemporer. Nama "Kematian Hitam" umumnya dianggap berasal dari gejala khas dari penyakit ini, yang disebut acral necrosis, di mana kulit penderita menjadi menghitam karena pendarahan subdermal. Catatan sejarah telah membuat sebagian besar ilmuwan meyakini bahwa Kematian Hitam adalah suatu serangan wabah bubonik yang disebabkan bakteri Yersinia pestis dan disebarkan oleh lalat dengan bantuan hewan seperti tikus hitam (Rattus rattus), walaupun ada juga kalangan yang menyangsikan kebenaran hal ini.

Wabah tsb mungkin dibawa pertama kali oleh kutu tiklus yang juga dapat hidup pada manusia. Hal itu kemudian berubah menjadi wabah penyakit radang paru-paru yang menyebar melalui batuk dan bersin.
Setelah wabah black death ini, tanah lapang dipenuhi dengan maya-mayat,rumah-rumah, desa-desa dan perkotaan menjadi sunyi dan kosong.
Setelah itu terjadilah kelangkaan tenaga kerja sehingga upah mereka meningkat dan banyak budak yg mendapatkan kemerdekaan mereka.
Konon, ribuan kerangka manusia yg digunakan sebagai kontruksi dasar bangunan Evora Chapel di Portugal itu merupakan kerangka para korban keganasan wabah Black Death .





Penyakit ini disebabkan oleh bakteri yang bernama Pasteurella pestis. Pes merupakan infeksi pada hewan pengerat liar, yang dikeluarkan dari satu hewan pengerat ke hewan lain dan kadang-kadang dari hewan pengerat ke manusia karena gigitan pinjal.

Dalam biakan agar darah pada suhu 37o C, dalam 24 jam dapat muncul koloni yang sangat kecil. Suatu inokulum virulen, yang berasal dari jaringan terinfeksi, menghasilkan koloni abu-abu dan kental, tetapi setelah dibiak ulang di laboratorium, koloni menjadi tak teratur dan kasar. Organisme ini tidak banyak memiliki aktivitas biokimia, dan hal ini agak bervariasi.
No comments:
Post a Comment